Gaya HidupKesehatan

Jumlah Pengguna E-cigarette di Eropa Meningkat Tajam

NUSANTARANEWS.CO – Jumlah Pengguna E-cigarette di Eropa Meningkat Tajam. Jumlah orang di Prancis dan Inggris yang mengkonsumsi rokok elektronik (E-cigarette) meningkat tajam dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Demikian laporan Europe-wide Study yang diterbitkan pada Selasa (22/5) lalu.

Penelitian ini dipimpin langsung para ilmuan Imperial College London, Inggris. Mereka melihat penggunaan E-cigarette di seluruh daratan Eropa sudha dimulai sejak tahun 2012 dan 2014. Begitu juga penelitian ini.

Prancis didapat sebagai pengguna tertinggi E-cigarette dengan porsi yang mencapai 21,3 persen. Porsi ini naik tiga kali lipat dari sebelumnya yang hanya 7,3 persen. Sementara di Inggris, angka pengguna E-cigarette naik dari 8,9 persen pada 2012 menjadi 15,5 persen pada tahun 2014.

Para ilmuan mengumpulkan data lebih dari 53.000 orang di seluruh Eropa dengan setidaknya 1.000 orang dari setiap negara. Meski tinggi, anggapan orang-orang bahwa E-cigarette berbahaya juga naik dua kali lipat dari 27 persen menjadi 51 persen. Lihat: Europe: Current Smokers Using E-Cigarettes.

E-cigarette adalah tabung logam panas yang cairannya dicampur dengan nikotin dan menghasilkan uap ketika dihirup. Cairan tersebut memiliki beragam rasa, seperti permen.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Penggunaan perangkat E-cigarette telah berkembang hingga ke Amerika Serikat. Menurut Wells Fargo Securities, angka penjualan di AS bahkan sudah mencapai 4,1 miliar dollar pada tahun 2016.

Keberadaan E-cigarette masih menuai kontroversi di kalangan para ahli. Pasalnya, E-cigarette yang dimaksudkan untuk menahan laju perokok malah dikhawatirkan akan menyebabkan toksisitas karena kandungan dalam rokok elektronik tersebut.

“Penelitian ini menunjukkan E-cigarette menjadi sangat populer di seluruh Eropa , dengan lebih dari satu dari sepuluh orang di Eropa saat ini setelah mencoba satu,” kata Filippos Filippidis, yang memimpin studi Eropa dan diterbitkan dalam jurnal BMJ Tobacco Control seperti dikutip Fox, Jumat (27/5/2017).

Filippidis mengatakan pihaknya masih menyimpan pertanyaan-pertanyaan apakah E-cigarette memiliki risiko jangka panjang. “Kami sangat membutuhkan penelitian lanjutan sehingga kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,” tambahnya.

Dalam kurun waktu 2012-2014, jumlah rata-rata orang Eropa mengkonsumsi E-cigarette mencapai 60 persen. Inggris memiliki porsi rata-rata tertinggi dari negara-negara lainnya di daratan Eropa.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa para pengguna E-cigarette rata-rata adalah eks perokok yang telah ebrhenti menghisap tembakau. (Dieda)

Related Posts

1 of 17