Jejak Itu Bernama, Buku

NUSANTARANEWS.CO – “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” (Pramoedya Ananta Toer).

Kutipan di atas terkesan jumawa. Namun di balik kesan jumawanya, pesan yang ditulis oleh Pram, menyimpan bara semangat dahsyat. Bara yang siap melumat habis tumpukan kayu penghalang untuk menulis. Bara yang sangat dibutuhkan untuk memulai tulisan tentunya.

Setidaknya, spirit itulah yang diambil oleh segenap Pengurus PC Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) PCNU Lamongan untuk menerbitkan sebuah buku.

Buku berjudul Jejak Pergerakan; Rampai Pemikiran PC Lakpesdam NU Kabupaten Lamongan merupakan buku rampai pemikiran Pengurus Lakpesdam Lamongan. Setidaknya ada 11 Pengurus yang tulisannya termuat dalam buku tersebut.

Sebagaimana buku rampai pemikiran lainnya, buku Jejak Pergerakan ini mengangkat tema yang beragam. Mulai dari tema Islam dan pesantren, seni budaya, politik dan yang paling mutakhir dan fenomenal, desa.

Tentu saja beragam tema dalam buku ini tidak lepas dari back ground (latar belakang) serta concern penulisnya yang beragam. Mulai dari akdemisi, pegiat community organiser, guru, praktisi, pejabat publik dan lain sebagainya. Sehingga tulisan dalam buku ini terasa kaya informasi, refelektif dan faktual.

Untuk menghindari kesalahan penafsiran atas hadirnya buku ini, alangkah baiknya, diisertakan kutipan sebagaimana yang disampaikan dalam pengantar penyunting.

“Sementara itu, judul-kecil itu ialah memberikan keterangan bahwa buku yang tengah ada di tangan Anda ini merupakan kumpulan pemikiran kelompok pemikir yang menahbiskan dirinya sebagai: aktivis muda NU Lamongan Angkatan 2016. Penahbisan ini pada akhirnya, diyakini sebagai pilihan paling aman dan memadai, diantara pilihan pengungkapan lain yang ada. Lagi-lagi keragaman background para penulis adalah salah satu pertimbangan utama didalam penahbisan ini.”

Akhirnya, betapapun pelaut ulung, tetaplah ia butuh petunjuk bintang sebagai kompas penunjuk arah mata angin. Demikian juga buku ini, adalah laksana bintang penunjuk, bagi siapapun yang ingin mengetahui dan melihat, Lamongan sesungguhnya.

*M Riadus Sholihin Emka, Peresensi Adalah Penikmat Kopi dan Buku Tinggal di Lamongan, Jatim.