NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat Terorisme dari Institute For Security And Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan terdapat anasir yang mempertautkan antara aksi teror bom bunuh diri Kampung Melayu dengan berbagai kejadian yang sama di belahan negara lain. Menurutnya, kejadian tersebut merupakan rangkaian teror yang didalangi ISIS di Timur Tengah dan Eropa.
Khairul mengatakan aksi teror Kampung Melayu memperlihatkan demonstrasi unjuk kekuatan ISIS setelah terjepit di medan tempur utamanya di Timur Tengah.
“Jika kita kaitkan rangkaian peristiwa yang terjadi di Manchester Inggris, Marawi Filipina, kejadian di Kampung Melayu ini menunjukkan bahwa insurgensi tetap menjadi pilihan strategi IS di luar basis utamanya. Jepitan di medan tempur ‘beneran’ di Timur Tengah, mereka jawab dengan serangan ‘low act, high impact’ di belahan dunia lainnya,” ujar Khairul kepada Nusantaranews di Jakarta, Kamis (25/5/2017).
Khairul meyakini aksi bom bunuh diri Kampung Melayu identik dengan ciri tekhnik teror yang biasa dilakukan ISIS. Ia juga menilai model serangan bom bunuh diri Kampung Melayu memiliki kepmiripan dengan kejadian yang sama sehari sebelumnya di Manchester Inggris.
“Tentu saja model serangan ini mudah direplikasi secara global. Baik kelompok terafiliasi maupun pemuja IS dapat dengan mudah menirunya. Meski dalam intensitas yang berbeda-beda, bergantung pada kemampuan teknis, akses logistik dan tingkat kewaspadaan di area sasaran,” ungkapnya.
Khairul mengingatkan Indonesia merupakan bagian target antara bagi medan serangan teror oleh ISIS. Dalam pandangannya, upaya teror di luar Timur Tengah dilakukan berkaitan dengan keterdesakan posisi ISIS di Timur Tengah.
“Termasuk di Asia Tenggara dimana Indonesia, adalah kawasan yang boleh dibilang paling rentan,” jelasnya.
Pewarta: Ahmad Hatim
Editor: Romandhon
