Lintas NusaPeristiwa

Intelektualitas Syekh Jangkung Diakui Hingga Tanah Haramain

NUSANTARANEWS.CO, Pati – Dalam rangka memperingati Milad atau harlah, Civitas akademika STIBI Syekh Jangkung menggelar Bedah Buku Syekh Jangkung di Kampus STIBI Syekh Jangkung, Kecakatan Kayen, Kabupaten Pati (22/04/2017).

Pagelaran tersebut menghadirkan penulis buku Syekh Jangkung Landoh yakni Amirul Ulum, penulis muda berkelahiran asli Pati yang sekarang bermukim di jogja.

Ada beberapa poin yang disampaikan tentang wali nyentrik yang dimakamkan di Landoh Kayen tersebut, salah satunya perihal intelektualitas Syekh Jangkung yang terkenal hingga antero Timur Tengah.

“Intelektualitas Syekh Jangkung yang terkenal hingga antero Timur Tengah (tanah Haramain) dan Peranan Syekh Jangkung dalam kepemerintahan yang terbilang sangat gemilang juga sukses karena beliau (Saridin) juga merupakan salah satu menantu Raja Palembang,” papar Amirul Ulum.

Ulum mengatakan bahwa Syekh Jangkung merupakan Ulama yang sangat masyhur. Namun citranya tidak ingin diketahui publik.

“Faktanya ia dikenal sebagai Ulama’ Jawi dalam tanah haramain dan sangat disegani. Bahkan dalam buku juga diceritakan Saridin pernah silaturrahim ke Raja Turki dan ditanya sang Raja “naik apa anda hingga sampai kesini dan berapa lama sampai sini”, dan dengan entengnya Saridin menjawab “saya lakukan perjalanan hingga sampai sini dalam waktu semalam”, ini menjadi bukti kemasyhuran Saridin di Dunia luar yang sangat disegani.” tuturnya.

Baca Juga:  Hari Kedua Lebaran 2024, Tokoh Lintas Elemen Datang Halal Bihalal ke Khofifah

Hal tersebut menjadi penegas sosok Syekh Jangkung sebagai Wali dengan karomah yang luar biasa. Dia juga berpesan kepada Mahasiswa STIBI Syekh Jangkung yang memiliki almamater nama “Syekh Jangkung” sebagai ikon utama kampus untuk lebih bisa menggali lebih dalam tentang Syekh Jangkung.

“Mengenai kisah-kisah Saridin yang selama ini banyak diperagakan memang perlu pelurusan karena teks-teks yang ada dulu memang banyak yang di sabotase penulisanya oleh Belanda pada masa penjajahan karena musuh utama pergerakan zaman dulu ialah para Ulama,” tegasnya.

Adapula kesan yang disampaikan oleh Zaimatul salah satu Mahasiswa STIBI. Menurutnya, kisah tersebut bisa menjadi ulasan yang sangat menarik dan menjadi referensi kami bagi Mahasiswa STIBI Syekh Jangkung khususnya.

“Dan kami juga belum banyak mengetahui sisi lain seorang Saridin dari konteks lain daripada yang banyak cerita yang beredar selama ini selain itu selama ini karya-karya tentang Syekh jangkung jarang ditemukan,” ungkapnya.

Usai bedah buku dilanjutkan potong tumpeng dan ziarah ke makam Syekh Jangkung sebagai pengalap berkah dan keberlangsungan Kampus STIBI Syekh Jangkung.

Baca Juga:  Sokong Kebutuhan Masyarakat, Pemkab Pamekasan Salurkan 8 Ton Beras Murah

Pewarta: Achmad Fakhrudin
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts