Ekonomi

Ini Peluang Indonesia Buka Kerja Sama Industri Melalui IORA

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimis terhadap peluang yang dimiliki Indonesia untuk mengembangkan kerja sama di sektor industri dengan anggota Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (Indian Ocean Rim Association/IORA).

Adapun sektor-sektor potensi yang ditawarkan Indonesia, lata Menperin, antara lain industri perkapalan dan peralatannya, pengolahan hasil laut, komponen otomotif, petrokimia dan gasifikasi batubara, serta produk hilir agro.

Baca: IORA, Indonesia Harus Teguhkan Diri Sebagai Poros Maritim Dunia

“Kami tengah memacu investasi industri tersebut karena termasuk sektor padat karya berorientasi ekspor dan subtitusi impor. Peningkatan akses pasar dengan negara-negara anggota IORA, yang mayoritas merupakan pasar non-tradisional, dapat dilakukan melalui kerangka kerja sama bilateral supply chain,” ungkap Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (6/3/2017).

Upaya yang juga perlu dilakukan, menurut Airlangga, adalah menginisiasi pelaksanaan business matching dengan negara-negara IORA serta mengoptimalkan peran Kedutaan Besar Republik Indonesia dalam mempromosikan kemampuan industri dalam negeri dan potensi pasar bagi kedua belah pihak.

Baca Juga:  Kebutuhan Energi di Jawa Timur Meningkat

Simak: Proteksionisme Disejumlah Kawasan Jadi Perhatian Serius IORA

“Peningkatan kerja sama seperti pelatihan dalam membangun kapasitas industri, telah dilakukan dengan Mozambik dan Seychelles di sektor industri kecil dan menengah,” kata dia.

Airlangga melihat, dari sisi kepentingan ekonomi, negara-negara di sekitar Samudera Hindia memiliki potensi ekonomi yang sangat prospektif, di antaranya pasar yang besar dengan jumlah penduduk sebanyak 2,7 miliar orang, sekitar 70 persen perdagangan dunia melewati kawasan ini, serta menyimpan sekitar 55 persen cadangan minyak dunia dan 40 persen cadangan gas dunia.

Bandingkan: Mendag: IORA Masa Depan Ekonomi Dunia

Bahkan, lanjutnya, negara-negara di wilayah itu memproduksi sekitar 1/3 produksi tuna dunia dan menyimpan berbagai cadangan mineral yang bernilai ekonomi tinggi.

“Dengan berbagai potensi tersebut, salah satu langkah yang perlu dijalankan Indonesia adalah pembangunan infrasruktur dan konektivias maritim, termasuk dalam pengembangan industri perkapalan dan maritim,” ungkapnya.

Baca: IORA Dalam Genggaman Indonesia

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Apalagi dengan adanya kebijakan mewujudkan visi sebagai poros maritim dunia, menurut Airlangga, Indonesia tengah berupaya menjadi negara yang berpengaruh baik secara ekonomi maupun politik di antara dua samudera, yakni samudera Hindia dan Pasifik.

“Misalnya, Indonesia akan menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan,” kata Airlangga. (rep/rsk)

Editor: Sulaiman

Related Posts

1 of 31