ArtikelBerita Utama

Indonesia Dalam Dinamika International: Kondisi Dunia Amat Dinamis (Bagian 1)

Sayidiman Suryohadiprojo/Foto Istimewa
Sayidiman Suryohadiprojo/Foto Istimewa

Oleh Sayidiman Suryohadiprojo

NUSANTARANEWS.CO – Kondisi dunia dalam abad ke 21 amat dinamis dan makin sukar diprediksi perkembangannya. Hal itu disebabkan oleh perilaku manusia yang makin dipengaruhi oleh materialisme dan perkembangan teknologi. Orang dimana-mana ingin membuat kehidupan yang paling baik bagi dirinya, keluarganya dan kelompoknya, khususnya dalam kesejahteraan lahirnya. Untuk itu ia sanggup melakukan banyak hal; makin kuat orang itu dalam karakternya, mentalnya, kondisi intelektualnya, fisiknya, makin banyak hal yang ia dapat perbuat. Dalam hal ini ia makin dibantu oleh keadaan lingkungannya; makin berkembang lingkungannya dan makin mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, makin banyak bantuan yang ia dapat peroleh untuk melakukan kehendaknya. Ini dapat bersifat hal yang oleh moralitas dinilai baik, tetapi juga dapat merupakan perbuatan yang bertentangan dengan moralitas yang berlaku.

Dalam perkembangan umat manusia tampak dan terasa sekali bahwa hubungan antara bagian dunia satu sama lain makin dekat. Sebab itu kejadian di satu bagian dunia akan berdampak langsung terhadap bagian dunia lain. Kelompok besar yang menghimpun orang di dunia modern adalah negara-bangsa (nation state ). Meskipun pengertian negara-bangsa mengalami perubahan sebagai akibat dari hubungan yang makin dekat itu, namun ia tetap menjadi aktor utama dalam hubungan internasional[1]. Memang negara-bangsa tidak dapat lepas dari makin besarnya pengaruh yang timbul dari segala perkembangan yang terjadi di dunia. Namun adalah tetap negara-bangsa yang memegang peran utama dalam dinamika intrnasional.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Negara-bangsa yang masing-masing mempunyai kepentingan dan kehendaknya sendiri-sendiri melakukan aneka macam perbuatan, baik politik, ekonomi, budaya, sosial, maupun militer, yang mengakibatkan keadaan internasional yang amat dinamis. Akibatnya adalah keadaan yang sukar diprediksi untuk jangka lama, apalagi kalau ada aktor internasional yang amat kontroversial perilakunya.

Indonesia sebagai negara-bangsa harus dapat menempatkan diri secara cerdas, arif dan bijaksana dalam kondisi internasional semacam itu. Apabila kurang mampu, maka pasti akan mengalami dan menghadapi berbagai persoalan sebagai akibat keadaan dunia itu.

Di antara aktor-aktor internasional yang besar perannya dalam dinamika internasional itu Amerika Serikat (AS) adalah aktor paling utama. Sebagai satu-satunya negara adikuasa dengan kekuatan ekonomi, militer dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang sukar diimbangi oleh aktor lainnya, AS juga menunjukkan kehendak dan kepentingan kuat yang diperjuangkan secara gigih. Namun karena perbuatan AS itu berakibat kepada aktor lain yang dirasakan merugikan maka timbul reaksi dari yang lain ini. Reaksi ini kemudian juga menambah dinamika internasional.

Baca Juga:  Wabup Nunukan Buka Workshop Peningkatan Implementasi Reformasi Birokrasi dan Sistem Akuntabilitasi Instansi Pemerintah

Selain itu China sebagai satu bangsa tua dengan peradaban tinggi telah bangkit kembali dari tidurnya selama satu abad lebih. Setelah bangun dari tidurnya China melihat bahwa ia harus mengejar banyak ketinggalannya dari dunia Barat. Padahal di masa lalu ketika China sudah menjadi bangsa yang tinggi peradabannya dunia Barat masih pada tingkat masyarakat pemburu hewan. Selain itu China berpenduduk 1300 juta orang yang semuanya juga ingin hidup maju dan sejahtera. Maka kebangkitan China itu berdampak luas sekali kepada dunia internasional.

Sekalipun masih banyak aktor lain yang masing-masing memberikan pengaruhnya terhadap keadaan internasional, namun dapat dikatakan bahwa dua aktor ini yang paling besar pengaruhnya dan menimbulkan juga dampak pada setiap aktor lainnya. Demikian pula Indonesia sangat terpengaruh oleh segala perkembangan yang mereka timbulkan. Ditambah lagi oleh reaksi atau perbuatan mengimbangi dari yang lain terhadap perbuatan AS dan China. (sayidiman.suryohadiprojo)

[1] Samuel P. Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order, (New York : Simon & Schuster, 1996) hal.21.

Related Posts

1 of 6