Inspirasi

Homeschooling, Cara Cerdas Mengajar Anak-Anak di Abad 21

NUSANTARANEWS.COHomeschooling dinilai sebagai cara paling cerdas untuk mengajar dan mendidik anak-anak di abad ke-21 ini. Homeschooling disebut bukan lagi sebagai sekolah alternatif, citra yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Pasalnya, sekolah-sekolah tradisional dianggap sudah tidak lagi mampu mengajar anak-anak agar tumbuh sebagaimana mestinya, melainkan timbul kesan hanya menghantarkan anak-anak menjadi seorang pekerja belaka.

Selain itu, homeschooling tidak perlu banyak aturan seperti halnya sekolah-sekolah tradisional. “Kamu tidak akan dimasukkan ke dalam lingkungan kerja di mana semua orang datang dari sekolah yang sama dan semua dengan usia yang sama pula. Menurut pendapat saya, suasana sekolah tradisional tidak realistis, homeschooling lebih realistis,” kata Alison yang mengaku tidak menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tradisional, seperti dilansir Business Insider.

Pernyataan Alison menjelaskan sebuah perkembangan dunia pendidikan di Amerika Serikat, dimana tempat-tempat belajar seperti homeschooling semakin diminati masyarakat ketimbang sekolah negeri maupun swasta. Data terbaru dikumpulkan oleh Departemen Pendidikan AS mengungkapkan homeschooling telah tumbuh 61,8% selama 10 tahun terakhir. Dimana dua juta anak-anak – 4% dari total populasi kaum muda – sekarang belajar dari kenyamanan rumah mereka sendiri.

Baca Juga:  Permen Menteri Nadiem Soal Seragam Sekolah Disorot, Perbaiki Mutu Pendidikan Daripada Pengadaan Seragam

Menurut penelitian pedagogis terkemuka, belajar di rumah menjadi satu-satunya cara paling relevan, efektif dan efisien untuk mendidik anak-anak di abad ke-21. Alasan bahwa pendidikan di rumah akan menghasilkan anak-anak anti sosial dinilai tidak relevan lagi. Pasalnya anak-anak bisa bergaul dan berbaur dengan lingkungan dimana mereka hidup, tumbuh dan berkembang.

Apalagi internet tumbuh pesat. Tren menunjukkan internet telah membuat semuanya menjadi lebih mudah. Sebuah survei Pew tahun lalu mengungkapkan 55 persen dari remaja mengatakan mereka secara teratur menghabiskan waktu bersama teman-teman mereka untuk online atau chatting melalui media sosial. Sedangakn 45 persen lainnya bertemu melalui kegiatan ekstrakurikuler, olahraga dan ketertarikan sesama hobi. Ini menunjukkan bahwa ruang kelas bukan lagi satu-satunya cara untuk berteman dan bersosial.

Penulis: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 27