Lintas NusaPeristiwa

Harlah Ansor: Banser Lampung Dan Masyarakat Metro Gelar Baksos

NUSANTARANEWS.CO, Metro – Memperingati 83 tahun hari lahir Gerakan Pemuda Ansor, Satuan Koordinasi Wilayah (Satkorwil) Banser Lampung bekerjasama dengan Paguyuban Purwoasri Bersatu menggelar bakti sosial penyembuhan alternatif dengan menurunkan kader Banser yang telah teruji menyembuhkan masyarakat sejumlah provinsi di Indonesia.

“Ini upaya mematuhi apa disampaikan Rasulullah Muhammad SAW, sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, daripada ngalor-ngidul, kesana kemari pamer bendera, pamer simbol, lebih baik berbuat,” ujar Kasatkorwil Banser Lampung Tatang Sumantri, di Metro, Kamis (6/4/2017).

Tatang menambahkan, bakti sosial penyembuhan alternatif ATS Metode tersebut digelar di Masjid Ar Rohim, Kelurahan Purwoasri, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro, Sabtu 8 April 2017, pukul 08.00-16.00 WIB. Informasi dan pendaftaran, Asiten Perbekalan (Askal) Satkorwil Banser Lampung, Maryanto di nomor 081272469630.

Satkorwil Banser Lampung, kata dia menambahkan, menurunkan Asinfokom Satkornas Banser Gatot Arifianto untuk menyembuhkan 70 masyarakat Metro yang sakit.

Aktivis Gusdurian, motivator, praktisi Hypnosis, Kultivasi Energi Ilahi, Neo Neuro-Lingusistic Programing dan Aji Tapak Sesontengan itu, ujar Tatang lagi, akan berupaya menyembuhkan sejumlah penyakit seperti alergi dingin, mata minus dan plus, nyeri persendian, sakit pinggang, sakit gigi, migrain, vertigo, saraf kejepit, sakit tengkuk, lemah syahwat,  asam urat, asma, bronchitis hingga diabetes.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah

“Saya sakit maag akut. Alhamdulillah sembuh dengan penyembuhan relatif cepat dan tidak sakit,” ujar Ketua PC GP Ansor Pare-Pare, Sulawesi Selatan, Edi Rahmadi.

Pernyataan senada disampaikan Aba Rouf, warga Paser, Kalimantan Timur. Saat mengikuti kegiatan,  penyakit maagnya kambuh.

“Setelah disentuh sebentar oleh sahabat Gatot selaku instruktur kegiatan, Alhamdulillah ada perbaikan. Tidak terasa sakit, langsung ada reaksi, sekitar tiga menit. Saya membuktikan sendiri jadi saya yakin bukan dibuat-buat,” kata Rouf lagi.

Warga Muna, Sulawesi Tenggara, Farahu juga memberikan kesaksian mengenai ATS Metode. Saat mengikuti kegiatan dan Gatot menjadi instruktur, dirinya terserang demam  sehingga keluar dari ruang ber-AC.

“Tapi setelah disentuh-sentuh sebentar tanpa sakit oleh instruktur kami, ada perubahan sehingga tak berapa lama berani masuk ruangan ber-AC lagi,” kata Farahu. (gpaw)

Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 15