Kesehatan

Hal-Hal Berbahaya Yang Bisa Tumpulkan Kecerdasan Otak

NUSANTARANEWS.CO – Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari ada banyak hal yang bisa menjadi pemicu sistem kerja otak kita mengalami penurunan. Penumpulan otak ini ada yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan misalnya pencemaran udar, namun tak sedikit pula dipengaruhi oleh kebiasaan harian.

Otak merupakan organ terpenting dalam tubuh. Melalui otak, semua rangsangan dapat disampaikan dan dibaca. Ibarat sebuah komponen laptop, otak adalah hardisknya. Jika hardisk rusak, maka laptop tidak bisa beroperasi. Berikut ini beberapa yang bisa membuat otak kita menjadi melemah (menumpul):

Kurang Tidur Picu Kecerdasan Menurun

Sebuah studi di Inggris menjelaskan bahwa diantara penyebab tumpulnya otak diantaranya dipengaruhi faktor kurang tidur.

Kita tahu bahwa tubuh (anggota badan) juga membutuhkan istirahat yang cukup. Orang yang memporsir anggota tubuhnya secara berlebihan hingga ia lalai untuk beristirahat (tidur) lebih rentan terserang penyakit. Bahkan kondisi ini bisa memicu sistem kerja otak menjadi lemah.

Padahal kurang tidur bisa mengakibatkan konsentrasi otak melemah dan membuat sistem kerja otak menjadi tumpul dan sulit untuk digunakan berpikir.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Perasaan Cemas Berlebih Bisa Lemahkan Otak

Kebiasaan-kebiasaan yang kerap menjadi penyebab otak tumpul dan sulit berpikir adalah perasaan cemas. Kita tahu bahwa perasaan cemas muncul lantaran kondisi psikologis sedang tidak stabil.

Orang-orang yang sering merasa cemas dan tekanan seperti stres akan mengalami gangguan sering lupa ingatan. Hal ini disebabkan karena otak mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi sehingga memori tidak bisa menangkap dengan baik. Stres dan cemas memang bisa menyebabkan gangguan serius dan parah.

Penyakit cemas adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. Penyakit ini akan menjadikan seseorang menjadi labil. Bahkan rasa cemas dalam diri seseorang hanya akan memicu seseorang tidak produktif.

Perasaan cemas adalah suatu kondisi yang khawatir terhadap suatu masalah yang tidak jelas penyebabnya. Rasa cemas juga bisa disebabkan oleh sifat individu yang memang pencemas (traits-anxiety).

Menutup Kepala Saat Tidur

Mungkin ini tampak sepele, namun siapa sangka jika dampaknya buruk bagi kesehatan otak. Dr. Muh. Akbar, dalam sebuah penelitiannya menjelaskan bahwa kebiasaan dengan menutup kepala disaat tidur dalam jangka panjang dapat menyebabkan otak mengalami kerusakan. Pasalnya karbondioksida yang dilepaskan saat tidur, akan terhirup kembali, sehingga otak tercemar. Jika demikian, otak akan sangat rentan rusak.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Untuk itu, perhatiakan etika tidur yang baik. Sebaiknya tidur dilakukan dengan posisi tubuh di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan). Posisi tidur yang seperti ini lebih menyehatkan dari pada tiga posisi yang lain, yaitu tidur telentang, tengkurap, dan tidur dengan bertumpu pada sisi kiri tubuh.

Gaya tidur dengan menutup kepala bisa berpotensi memicu beberapa penyakit antara lain keterbelakangan mental (down syndrome), kerusakan batang otak (traumatic brain injury), ketidakmampuan saat berkomunikasi (asperger syndrome), epilepsi, gangguan kejiwaan, autisme, kelainan otak kronis yang menggangu pergerakan, penyakit disorientasi otak, kelumpuhan, dan masih banyak penyakit berbahaya lainnya berhubungan dengan otak.

Terpapar Polusi Udara

Jangan dikira polusi udara hanya memiliki dampak pada kesehatan paru-paru, tetapi juga memiliki efek berat pada kesehatan otak.

Perlu untuk diketahui, otak manusia merupakan salah satu bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Itu artinya, udara yang kotor (tercemar) dapat mengganggu pertumbuhan otak. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi membuat kerja otak tidak efisien.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar oleh polusi udara di kota sejak dalam kandungan akan memiliki IQ lebih rendah daripada anak-anak yang kurang terpapar. Penelitian tersebut dilakukan oleh Dr. Frederica P.Perera, Direktur Columbia Center for Children’s Environmental Health dan telah diterbitkan oleh Journal of American Academy of Pediatrics.

Menurut hasil penelitian tersebut, didapatkan bahwa IQ anak usia 5 tahun di kota New York yang telah terpapar oleh polusi udara Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) sejak dalam kandungan akan lebih rendah 4 poin daripada anak-anak yang kurang terpapar terhadap PAH. PAH merupakan suatu zat kimia yang terdapat di dalam udara akibat proses pembakaran batu bara, diesel, oli, gas, dan benda-benda lain yang mengandung karbon. (Red/kes)

Related Posts

1 of 4