Lintas Nusa

Garap SDM, Pemprov Jatim Gandeng Jerman

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo bebrincang dengan Duta besar Jerman untuk Indonesia, Michael Freiherr von Ungern-Sternberg di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (8/6/2017)/Foto: Tri Wahyudi/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Jawa Timur (Jatim) memiliki masalah serius di bidang Sumber Daya Manusia/SDM. Di mana, sebanyak 38 persen tenaga kerja di Jatim tidak punya keterampilan khusus atau un-skilled.

Untuk meningkatkan kualitas SDM di Jatim, Pemprov Jatim terus meningkatkan kerjasama dengan Jerman khususnya di bidang pendidikan vokasional.

“Kami ingin ada kerjasama pendidikan vokasional dengan Jerman misal pelatihan jangka pendek selama enam bulan. Target kami, Tahun 2020 mendatang 38 persen tenaga un-skilled ini bisa diturunkan menjadi 10 persen,” terang Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim saat menerima kunjungan Duta besar Jerman untuk Indonesia, Michael Freiherr von Ungern-Sternberg di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (8/6/2017).

Pakde Karwo mengatakan, kerjasama ini sendiri telah berjalan sebelumnya. Salah satunya dalam hal pelatihan bagi siswa SMK dan pelatihan pembuatan produk melalui Balai Latihan Kerja (BLK) mini. Ke depan, ia berharap kerjasama ini bisa terus ditingkatkan, terutama dalam meningkatkan kualitas SMK di Jatim.

Baca Juga:  Jelang Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Optimis Prabowo-Gibran Menang

Di bidang investasi, lanjut Pakde Karwo, Pemprov Jatim telah dan akan memberikan empat jaminan bagi investor Jerman yang akan menanamkan investasinya di Jatim. Empat jaminan tersebut yaitu soal perijinan, lahan, power plan atau ketersediaan listrik, serta iklim buruh yang kondusif.

“Soal perijinan semua diurus oleh Pemprov dengan terukur dan terstandar, kemudian soal ketersediaan listrik di Jatim sendiri ada 2.800 megawatt,” jelasnya.

Ditambahkannya, sejak Tahun 1974 sampai April 2017, ada 35 perusahaan Jerman yang berinvestasi di Jatim, dengan total investasi sekitat USD156 juta.

Sementara di bidang perdagangan, dari bulan Januari sampai April 2017, Jatim defisit lebih USD24 juta dengan Jerman. Di mana ekspor sebesar USD100 juta dan impor sebesar USD124 juta.

“Impor ini sebagian besar berupa mesin industri,” katanya.

Pewarta: Tri Wahyudi
Editor: Eriec Dieda

Related Posts