Kesehatan

Fenomena Penurunan Jumlah Sperma, Ini Pendapat para Ahli

NUSANTARANEWS.CO – Fenomena penurunan jumlah sperma pada para pria telah menjadi sebuah permasalahan. Kabar ini berawal dari sebuah penelitian gabungan yang dilakukan oleh para periset dari Israel, Amerika Serikat, Denmark, Brasil dan Spanyol.

Dilansir dari The Independent, Para periset menemukan bahwa jumlah sperma menurun hingga 59,3 persen dalam kurun waktu antara 1971-2011. Gejala ini ditemukan dengan riset yang berada dilakukan di Eropa, Amerika Utara, Australia dan Selandia Baru.

Penurunan jumlah sperma yang diproduksi para pria ini sangat dikaitkan dengan gaya hidup dan kesehatan pria yang semakin menurun beberapa tahun belakangan. Serbuan bahan kimia, gaya hidup dan pola makan menjadi titik tekan yang menjadi penyebab penurunan tersebut.

Dalam jurnal Human Reproduction Update menyebutkan bahwa, “Jumlah sperma dan parameter semen lainnya telah dikaitkan secara masuk akal dengan beberapa pengaruh lingkungan, termasuk faktor kimia, pestisida, panas dan gaya hidup endokrin, termasuk diet, stres, merokok dan indeks massa tubuh,” kata surat kabar tersebut.

Baca Juga:  RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Buka Depo Farmasi Rawat Jalan 2: Meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Bagi Pasien

“Oleh karena itu, jumlah sperma mungkin secara sensitif mencerminkan dampak lingkungan modern terhadap kesehatan pria sepanjang masa hidup”.

Bukan hanya berbicara jumlah, penurunan juga terjadi pada konsentrasi sperma yang dihasilkan para pria yang mencapai angka sebesar 52,4 persen. Penurunan tersebut dibarengi dengan kemunculan banyaknya kasus kanker testis.

Bahan kimia terkait dengan penurunan jumlah sperma juga disumbangkan oleh bahan kimia yang didapati dalam barang-barang berbagan plastik dan furniture yang menjadi teman dalam aktivitas sehari-hari. Ya, penggunaan flame retardants dalam furniture memang juga mengandung resiko paparan kimia.

Penyebab lain datang dari adanya pola diet yang terlalu menekan tinggi alkohol, kafein, daging olahan, kedelai dan kentang mungkin juga memiliki efek buruk pada kesuburan pria.

Meski penelitian tersebut tidak mencakup seluruh bagian dunia, akan tetapi ini mungkin dapat kita gunakan sebagai sebuah pengukur alternatif bagi kita yang hidup di Indonesia.

Kita tahu, penggunaan plastik, pestisida, paparan zat kimia kita tahu hampir setiap detik menimpa tubuh kita. Jadi, kualitas sperma dan kuantitasnya mungkin juga menurun di kalangan masyarakat kita.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Pewarta: Riskiana
Editor: Eriec Dieda

Related Posts