Ekonomi

DPR: Investasi di Sektor Produktif Masih Sangat Rendah

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pemerintah menyatakan bahwa akan fokus di dalam tiga hal dalam memajukan ekonomi Indonesia, yakni di sektor infrastruktur, integrasi pemerintahan sampai ke desa dan investasi.

Sebelumnya, Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan telah memberikan sejumlah catatan untuk proyek di sektor infrastruktur dan mengenai integrasi pemerintahan sampai ke desa.

Kali ini, Heri menyoroti fokus ketiga dari Pemerintah, yakni investasi. Menurut Heri, setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah.

Pertama, investasi sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Pada konteks ini, pemerintah harus mampu meningkatkan rasio investasi yang saat ini masih berada di kisaran 32% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

“Selama ini, pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh konsumsi domestik yang kontribusinya sebesar 56% dari total PDB. Dari situ, dapat dibaca bahwa kunci pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Makin banyak investasi yang masuk, maka ekonomi produktif bisa berputar yang mampu menghasilkan lapangan pekerjaan,” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Senin (15/5/2017).

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

Kedua, Heri mengatakan, investasi yang masuk harus tepat. Distribusinya juga harus benar. Dari data yang ada, pada tahun 2016, realisasi investasi asing secara sektoral masih didominasi oleh Sektor Perindustrian sebesar 78,97%, kemudian diikuti oleh Sektor Keuangan sebesar 5,50%.

“Sedangkan untuk sektor produktif seperti pertanian, perkebunan, kelautan, masih sangat rendah, yaitu di bawah 5%. Padahal, sektor pertanian, perkebunan, kelautan adalah sektor andalan dengan serapan tenaga kerja mayoritas,” ujarnya.

Ketiga, lanjut Heri, pemerintah Indonesia harus bisa menawarkan proposal kerja sama pada basis-basis investasi seperti pengembangan industri non-minyak dan penguatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), serta basis lain dengan serapan tenaga kerja yang banyak.

“Sebagai contoh, sektor-sektor produktif dan strategis seperti pertanian, kelautan, perikanan yang belum mendapat perhatian serius. Investasi di sektor itu sangat minim. Padahal, pangsa pasarnya di atas 80%,” katanya.

Keempat, Heri menuturkan, dalam hal membangun skema kerja sama investasi, pemerintah harus mempertimbangkan proporsi wilayah. Data tahun di 2016, realisasi investasi tahun 2016 masih terpusat di pulau Jawa yang hanya mencapai Rp203,2 triliun.

Baca Juga:  Sekda Nunukan Hadiri Sosialisasi dan Literasi Keuangan Bankaltimtara dan OJK di Krayan

“Ini penting untuk mencapai kesetaraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Itu adalah syarat wajib untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ungkapnya tegas.

Jadi, Heri menambahkan, kesimpulannya adalah fokus pemerintah untuk pembangunan ekonomi harus realistis, terintegrasi dan jangan sampai mengorbankan aspek-aspek mendasar dan kebutuhan riil masyarakat dan juga harus mampu menggerakkan ekonomi rakyat.

Pewarta: DM | Rudi Niwarta
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 19