Politik

DPR Desak Polisi Ungkap Fakta Sesungguhnya Soal Kasus Makar

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, mengaku tidak percaya bahwa sejumlah aktivis yang ditangkap polisi dengan tuduhan makar kemarin berencana menabrakan diri dengan kendaraan ke pagar Gedung DPR/MPR RI.

“Saya nggak percaya. Tapi polisi harus terbuka ya. Ini dunia semakin terbuka. Nggak ada lagi yang bisa kita tutupi, transparan hidup orang pribadi itu terbuka. Dan orang-orang itu termasuk yang dituduh itu ada facebooknya, jadi orang kalau mau makar itu nggak punya facebook harusnya. Kalau orang punya facebook itu sudah nggak ada niat jahatnya kepada negara,” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Selasa (4/4/2017).

Untuk itu, Fahri mendesak, pihak kepolisian untuk menjelaskan secara detail terkait tuduhan pemufakatan makar yang disangkakan kepada sejumlah aktivis tersebut. “Oleh karena itu polisi harus secara jujur dan terbuka menjelaskan apa yang terjadi ya. Karena ini sudah terbukti orang-orang ini dilepas lagi. Kalau yang dimaksud adalah mengantipasi ketertiban, sebaiknya itu adalah kerjaan intelijen, jangan jadi kerja polisi. Polisi tidak bisa merangkap sebagai intelijen ya,” ujarnya.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, wewenang menyelidiki jaringan-jaringan terselubung yang dapat membahayakan negara haruslah dipegang oleh militer dan intelijen.

“Ini underground work ini jangan dikerjakan oleh polisi ya. Sebab kalau dikerjakan polisi, rusak kita. Jadi lucu begitu. Misalnya revolusi 3 miliar itu, dan lain-lain. Jangn maksain ada masalah kalau nggak ada masalah,” kata Fahri tegas.

Bahkan, Fahri juga mengaku tidak percaya bahwa sejumlah aktivis yang ditangkap itu berencana melakukan makar hanya bermodalkan uang Rp3 miliar.

“Saya tidak percaya orang dengan Rp3 miliar bisa laksanakan revolusi, revolusi ke setiap hari. Ya kan. Nggak bisa. Indonesia ini mau 1000 triliun, 2000 triliun nggak bisa revolusi. APBN kita itu 2080 triliun, tapi republik kita aja gini-gini aja. Apa lagi cuma Rp3 miliar aja. Nggak mungkin itu,” ungkapnya menambahkan. (DM)

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 61