Kesehatan

Ditemukan Gonore di Tenggorokan, WHO Peringatkan Bahaya Seks Oral

NUSANTARANEWS.CO – Infeksi Menular Seksual (IMS) yang resisten terhadap obat dapat menyebar dari tenggorokan. Orang yang terinfeksi mungkin tidak menyadari dirinya mengidap penyakit ini seperti pada kebanyakan kasus, tidak ada gejala.

Gonore adalah penyakit seksual yang belakangan meningkat karena penurunan penggunaan kondom terutama selama seks oral. WHO memberikan peringatan akan hal ini.

Di sisi lain, saat ini penggunaan antibiotik di berbagai negara saat ini tengah meningkat. Lebih dari 50 negara melaporkan pengguanaan ECS sia-sia saja. Obat yang digunakan dan disetujui secara medis dianggap tetap efektif dalam mengobati segala penyakit.

Ini menjadi hal yang sulit ditangani, karena dalam hal penyakit gonore yang menjangkit area tenggorokan, sedang di tenggorokan terdapat lebih sedikit pembuluh darah sehingga penangkalnya akan lebig sulit untuk mencapai aliran darah.

Kepada The New York Times, Emilie Alirol dari Global Antibiotics Research dan Development Partnership mengatakan, “Transmisi sangat efisien dari seseorang yang memiliki gonore di tenggorokan adalah penularan melalui seks oral.”

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Ditemukannya penyakit ini di tenggorokan, menjadikan para ahli harus melihat dan mempelajari serta menemukan kembali terobosan baru yang mungkin untuk pencegahan dan lain sebagainya.

Para ahli antibiotik, tengah mempersiapkan antibiotik baru yang dapat mengatasi gejala ini serta tes diagnosis yang dapat bekerja cepat dan akurat, serta vaksin jangka panjang utuk pencegahan gonore.

WHO memberikan pernyataan tentang kewaspadaan terhadap penyakit ini. Gonore dapat menyebabkan sejumlah permasalahan medis, termasuk penyakit radang panggul, kehamilan ektopik dan ketidaksuburan serta meningkatkan resiko HIV. Oleh karena potensi bahaya medisnya, maka gonore memerlukan penanganan yang tepat dan cepat.

Sebagai informasi, di Inggris Gonore adalah IMS bakteri paling umum kedua dengan 35.000 kasus dilaporkan pada tahun 2014. Secara global, penyakit ini menyerang 78 juta orang per tahun.

Penulis: Riskiana

Related Posts

1 of 3