Politik

Denny JA sebut Status Ahok Sebagai Tersangka Cukup Fatal

NUSANTARANEWS.CO – “Mengapa Ahok-Djarot untuk pertama kalinya rebound?,” demikian satu pertanyaan yang lahir atas temuan LSI (Lingkaran Survei Indonesia) Denny JA yang menyebutkan bahwa warga Jakarta ingin gubernur baru.

“Sejak LSI melakukan survei di bulan maret, juli, oktober, november, dukungan untuk Ahok selalu menurun. Namun di bulan Desember 2016 ini, untuk pertama kalinya dukungan Ahok menaik. Tiga penyebab rebound itu,” terang Dennya JA dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Baca : Temuan LSI Denny JA; Mayoritas Pemilih DKI Ingin Gubernur Baru

Hal itu terjadi, menurut Denny karena Ahok berubah sikap. Ahok terlihat lebih low profile dan mulai menghindari bicara yang kesannya arogan, kasar dan kontroversi.

“Permintaan maaf Ahok yang berulang-ulang disampaikan mulai diterima sebagian publik. Walau tetap banyak yang anti Ahok, tapi sebagian hati publik sudah memaafkan dan melupakan,” ungkapnya. (Baca juga : Status Tersangka: Hambatan Psikologis Publik untuk Memilih Ahok)

Baca Juga:  Masuk Cagub Terkuat Versi ARCI, Khofifah: Insya Allah Jatim Cettar Jilid Dua

Dennya menyampaikan, di sebagian pemilih Ahok dinilai hanyalah korban dari politisasi agama. Ahok dianggap oleh segmen ini dizalimi dan dianiaya. Meskipun mengalami rebound elektabilitasnya, namun belum cukup untuk membuat Ahok kembali nomor 1 dalam dukungan publik. Hal ini terjadi karena dua alasan

“Status Ahok sebagai tersangka cukup fatal. Sebesar 65.0 % tidak bersedia dipimpin oleh gubernur berstatus tersangka. Masalah penistaan agama melukai mayoritas pemilih muslim. Sebesar 64.7 % menyatakan Ahok bersalah dalam kasus Al Maidah ayat 51,” ujar Denny.

Lihat : Mayoritas Pemilih DKI Ingin Gubernur Baru, Agus atau Anies?

Pilkada DKI Jakarta tinggal 63 hari lagi sejak hasil survie LS diturunkan. Mungkinkah posisi dan dukungan masing-masing pasangan berubah? Undecided voters sudah jauh mengecil  menjadi kurang lebih 15 persen saja. Banyak hal mungkin terjadi, namun dua asumsi ini berlaku.

“Jika sentimen ingin gubernur baru tak berkurang dari 60%, Ahok akan tersingkir jika tidak di putaran pertama atau di putaran kedua,” kata Denny.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, Gus Fawait: Bukti Pemimpin Pilhan Rakyat

Lihat juga : LSI Denny JA : Publik Jakarta Tidak Suka Kandidat Kontroversial

Disamping itu, kata Denny, Jika Agus-Sylvi tetap menjaga loyalitas pendukungnya, apalagi jika trend menaiknya stabil, maka Agus Sylvi menjadi peserta pertama yang lolos ke putaran kedua. Ibaratnya, Agus sudah masuk final dan menunggu peserta final lainnya antara Ahok atau Anies.

“Pengadilan atas Ahok yang berlangsung melampaui hari pilkada Febuari 2017 akan menentukan apakah Ahok peraih tiket final berikutnya? Atau Ahok justru tersingkir di putaran pertama dan Anies yang meraih tiket final. Drama di pengadilan adalah sesuatu yang menentukan nasib Ahok di mata pemilih Jakarta,” tandas Ahok. (red-02)

Related Posts

1 of 54