Berita UtamaKolomTerbaru

Dekade Kerja Sama Pertahanan Indonesia–Tiongkok (Bagian 1)

Kolom Letnan Jenderal Tni (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin

NUSANTARANEWS.CO – Perjalanan sejarah Indonesia-Tiongkok sangatlah panjang bahkan dimulai dengan 2000 tahun yang silam. Negara Tiongkok yang dikenal oleh Indonesia sebagai “Negeri Tirai Bambu” memulai hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok 13 April 1950 dan hubungan tersebut dengan cepat berkembang pada Konferensi Asia-Afrika di Bandung Tahun 1955.

Sementara kulminasi autentikasinya ditandai dengan perjanjian persahabatan kebu­dayaan pada 1 April 1961. Walaupun pernah terjadi pasang surut tetapi semangat persahabatan tidak kunjung padam bahkan para Presiden RI di periodenya tampil menjadi pandu dalam memperluas rasa persaudaraan dan persahabatan kedua bangsa dan negara Indonesia-Tiongkok.

Kemitraan Strategis Indonesia-Tiongkok

Di Jakarta pada tanggal 25 April 2005 menjadi awal hubungan birateral Indonesia-Tiongkok dalam kerangka kemitraan strategis yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Hu Jintao, pada peristiwa yang bersejarah justru pada saat peringatan 50 th Konferensi Asia-Afrika di Bandung.

Sepuluh tahun berikutnya, bertepatan dengan ulang tahun ke 60 Konferensi Asia-Afrika 2015, Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jin Ping menyaksikan peningkatan hubungan ekonomi kedua negara. Salah satu aspek penting dari fokus kemitraan strategis justru memperkuat kerjasama politik dan keamanan kedua negara dapat dikatakan bahwa tahun 2005 menjadi awal dekade terbaik bagi hubungan Indonesia-Tiongkok, khususnya kerja sama di bidang pertahanan.

Baca Juga:  Bupati Nunukan dan BP2MI Tandatangani MoU Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

Era Baru Kerja Sama Bidang Pertahanan

Sejak tahun 2005 tanpa menunggu waktu, deklarasi kemitraan strategis di Jakarta segera direspons oleh Kementerian Pertahanan, dan PLA Tiongkok pada 9 Februari 2006 menyampaikan harapan kepada Kementerian Pertahanan RI untuk membahas kerja sama bidang pertahanan kedua negara.

Awal perjalanan kerja sama bidang pertahanan ditandai dengan pertemuan perdana di Jakarta oleh delegasi senior Kemhan Tiongkok yang dipimpin oleh Wakil Kepala Staf Umum Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, Letjen Zhang Qinsheng, diterima oleh Menhan Yuwono Sudarsono dan Sekjen Kemhan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin. Pertemuan tersebut melakukan inventarisasi isu kerja sama antara lain hubungan strategis dan kerja sama pertahanan bilatertal, isu keamanan regional, pertukaran informasi intelijen dan peningkatan capacity building professional industri pertahanan.

Sejak tahun 2006 hubungan kerja sama direalisasikan dengan melakukan annual consultation meeting secara bergantian di Jakarta dan Beijing sampai saat ini. Karenanya hubungan tidak hanya berbasis persahabatan tetapi lebih dari itu berlatar belakang persamaan kultur dari kedua negara dan bangsa. Itulah yang menjadi perekat hubungan kerja sama bidang pertahanan Indonesia -Tiongkok yang saya sebut spesifik.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Hubungan bilateral bidang pertahanan dan hal itu tidak hanya atas dasar persahabatan tetapi juga persaudaraan. Dari sudut pandang inilah kita bisa memetik manfaat mutual respect dan mutual benefit antara Indonesia-Tiongkok.

Membangun Kerja Sama Pertahanan dan Militer

Menteri Pertahanan Yuwono Sudarsono pernah memberi pandangan bahwa kebangkitan Tiongkok merupakan suatu realita global yang bagi Indonesia tepat dimanfaatkan untuk kepentingan nasional. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengembangkan kerja sama ini dengan lebih memperluas pemikiran penyelesaian isu Laut Tiongkok Selatan secara diplomasi dan akses kerjasama teknologi dan industri pertahanan Indonesia – Tiongkok dalam pembuatan peluru kendali C-750 yang punya kemampuan sangat strategis.

Saya sejak tahun 2006 secara aktif merealisasikan penyeleng­garaan hubungan dalam format Konsultasi Bilateral Bidang Pertahanan kedua negara yang bertujuan mengolahkembangkan berbagai peluang kerjasama bidang pertahanan mulai dari tingkat kementerian sampai tingkat matra angkatan bahkan hubungan personal pejabat dan prajurit.

Related Posts

1 of 454