EkonomiHukum

Daya Saing RI Jeblok Karena Banyak Korupsi, Ini Respon KPK

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro/Foto nusantaranews via legaleraindonesia
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro/Foto nusantaranews via legaleraindonesia

NUSANTARANEWS.CO – Peringkat daya saing Indonesia tahun ini turun ke posisi 41 dari tahun lalu peringkat 37. Ada banyak hal yang menyebabkan daya saing Indonesia jeblok, salah satunya adalah banyaknya kasus korupsi di negeri ini. Bahkan atas dasar itu Kepala Badan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Bambang Brodjonegoro meminta KPK untuk lebih serius lagi menangani korupsi di Indonesia.

“Ya korupsi saya lihat memang harus lebih serius,” ucap Bambang saat itu, Minggu, (2/10) kemarin.

Menanggapi hal tersebut Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Priharsa Nugraha mengklaim bahwa lembaga antikorupsi Indonesia selalu serius dalam melakukan upaya pemberantasan korupsi.

“KPK selalu serius dalam melakukan upaya pemberantasan korupsi,” kata Priharsa saat dikonfirmasi.

Lebih lanjut dia mengatakan perlu adanya diskusi bersama terlebuh dahulu mengenai peringkat daya saing ini. Diskusi tersebut nantinya lebih kepada metodologu pengukurannya, lalh aspek-aspek apa saja yang menjadi variabel tertentu.

“Sehingga kita bisa tahu secara persis, sektor-sektoe mana yang harus dibenahi. Karena ini bicara Indonesia, tentu saja ini adalah pekerjaan bersama. Sehingga dibutuhkan koordinasi dan kolaborasi banyak pihak dan pastinya komitmen bersama,” kata Harsa.

Baca Juga:  Relawan Anak Bangsa Gelar Bazar Tebus Sembako Murah di Kalibawang

Sebelumnya World Economic Forum (WEF) merilis indeks daya saing atau competitiveness index negara-negara di dunia. Berdasarkan data yang dirilis pada 29 September 2016, setidaknya ada 16 poin yang menyebabkan daya saing Indonesia kalah dari negara lain.

Peringkat paling atas adalah Korupsi dengan skor 11,8. Sementara di bawahnya adalah leletnya birokrasi pemerintah (9,3) dan terbatasnya infrastruktur (9,0).

Berikut selengkapnya faktor-faktor yang membuat daya saing RI turun:

– Korupsi 11,8
– Inefisiensi Birokrasi Pemerintah 9,3
– Infrastruktur yang Terbatas 9,0
– Akses ke Pendanaan 8,6
– Inflasi 7,6
– Ketidakstabilan Kebijakan 6,5
– Buruknya Etos Kerja Buruh 6,3
– Tingkat Pajak 6,1
– Tenaga Kerja Pintar yang Terbatas 5,6
– Kebijakan Pajak 4,8
– Regulasi Valas 4,6
– Ketidakstabilan Pemerintahan 4,1
– Buruknya Kesehatan Publik 4,0
– Kejahatan dan Pencurian 4,0
– Inovasi yang Terbatas 3,7
– Peraturan Buruh yang Ketat 3,7

Baca Juga:  Terkait Kasus Bimo Intimidasi Wartawan, Kabid Irba Dinas PSDA Cilacap Bantah Terlibat

(Restu)

Related Posts

1 of 205