Politik

Cina Dinilai Berambisi Gantikan Amerika Serikat di TPP

NUSANTARANEWS.CO – Dalam sebuah wawancara dengan Sputnik, pakar urusan luar negeri Rusia Yekaterina Arapova, mengatakan bahwa perjanjian perdagangan Trans-Pasific Partnership tak menutup kemungkinan akan melibatkan negara-negara Uni Eropa. Menurutnya, TPP adalah peluang bagus menyusul kemungkinan Cina akan bergabung setelah Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian tersebut.

“Cina sangat bersemangat untuk melindungi prioritas strategis negaranya sendiri. Oleh karena itu, jika Cina bergabung dengan TPP, itu kemungkinan besar akan terkait dengan revisi ketentuan perjanjian yang telah ditandatangani, ” kata dia.

Arapova ingat bahwa teks perjanjian TPP secara terbuka pro Amerika dalam hal perlindungan hak kekayaan intelektual dan hal yang berhubungan dengan undang-undang perburuhan.

“Jadi Cina kemungkinan besar akan bersikeras memulai babak baru perundingan, dan itu masih harus dilihat apakah inisiatif baru Cina dalam TPP akan sejalan dengan prioritas strategis Jepang. Saya tidak berpikir bahwa Cina tanpa syarat bisa bergabung dengan perjanjian TTP saat ini, “dia mengingatkan.

Baca Juga:  Suara Terbesar se Jatim Tingkat Propinsi, Gus Fawait: Matursuwun Masyarakat Jember dan Lumajang

Arapova meramalkan bahwa Cina sekarang akan mencoba untuk melakukan yang terbaik memanfaatkan proyek regional ini untuk menerapkan tujuan strategisnya, termasuk yang terkait dengan restrukturisasi ekonomi Cina dan meningkatkan ekspor.

“Di sisi lain, Cina akan berusaha untuk memperluas kehadiran investasi di Asia-Pasifik dan sekitarnya,” kata Arapova.

Sementara itu, Perdana Menteri Selandia Baru Bill English mengatakan awal pekan ini bahwa perkembangan terbaru kesepakatan perdagangan yang dipimpin Cina, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) segera bergulir.

“Kami punya kesepakatan RCEP ini dengan Asia Tenggara, yang sampai sekarang telah sedikit lambat, tapi kami mungkin menemukan kemauan politik untuk itu jika TPP tidak akan dilanjutkan,” katanya.

Hidenobu Tokuda, ekonom senior di Mizuho Research Institute yang berbasis di Jepang mengatakan bahwa keputusan Trump menarik diri dari TPP akan mengakibatkan pergeseran pengaruh di kawasan Asia-Pasifik.

“Beijing akan mempromosikan RCEP yang dipimpin Cina, dan tanpa TPP, pengaruh Cina akan meluas atas wilayah Asia dan mengambil keuntungan ini, Cina akan mencoba untuk memperkuat kepentingan . Dan ini akan menjadi tantangan bagi AS di dari kawasan Asia, ” kata Hidenobu Tokuda.

Baca Juga:  Dukung Duet Gus Fawait-Anang Hermansyah, Partai Gelora Gelar Deklarasi

Trump sebetulnya bukan tanpa alasan menarik AS dari perjanjian perdagangan TPP. Selain ia menilai perjanjian tersebut akan merugikan AS, Trump hendak membuat forum perjanjian perdagangan baru serta hubungan bilateral antar negara-negara di kawasan Asia-Pasifik yang bisa memberikan keuntungan bagi Amerika. Apalagi Trump yang setia pada semboyannya America First, ia menghendaki Amerika tak merugi dalam setiap hubungan bilateral termasuk dalam sebuah perjanjian perdagangan. (Sego/ER)

Related Posts

1 of 28