Sosok

Cicit Syekh Mahmud Bandung Ini Siap Pimpin PB PMII

NUSANTARANEWS.CO – Dengan penduduk muslim terbesar 41.763.592 jiwa, Jawa Barat berpotensi menjadi basis radikalisme nomor satu di Indonesia. Karena itu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) perlu menghadirkan kader Jawa Barat yang mumpuni untuk memimpin PMII.  Munculnya Taufik Nurrohim sebagai salah satu kandidat Ketua Umum PB PMII seolah menjadi jawaban atas kegelisahan tersebut.

Pria berusia 27 tahun ini berpengalaman dalam memimpin kampus-kampus besar di Bandung. Saat menjadi Ketua Umum Cabang PMII Kota Bandung tahun 2013-2014, Taufik memimpin tujuh komisariat dari kampus-kampus ternama, seperti UIN Sunan Gunung Djati, Universitas Padjajaran, Universitas Pasundan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Islam Nusantara, Universitas Komunikasi Bandung dan Insititut Teknologi Telkom. Kini ia juga tengah menggodok kaderisasi PMII di Institut Teknologi Bandung dan Universitas Islam Bandung (Unisba). Di usianya yang terbilang muda, Wakil Sekjend PB PMII ini dikenal progressif dan konsen dalam mengurus kaderisasi.

Lahir di lingkungan pesantren, keturunan Syekh Mahmud, penyebar Islam tanah Pasundan, Taufiq dididik langsung oleh Kiai Ilyas Ruchiyat, Rais Aam PBNU Masa Khidmat 1994-1999 di Pesantren Cipasung. Dalam silsilah keluarganya, Taufiq masih punya garis keturunan dari Pondok Pesantren Sukamiskin, Ponpes Baitul Arqam dan Ponpes Cipasung, yang didirikan Kiai Ruchiyat. Salah satu pendiri Nahdlatul Ulama di Jawa Barat. Dari garis ipar, ia juga punya keterkaitan kekerabatan dengan Syekh Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Djati Cirebon.

Sarjana Psikologi dari UIN Bandung ini dinilai layak memimpin PMII karena punya modal dasar dalam mengatur organisasi. Selama menjadi aktivis mahasiswa, ia juga bekerja di bidang pengelolaan riset bersama Wahid Institute, Polmark, Setara Institute dan Lingkar Survei Indonesia. Pengalamannya ini menjadi bekal Taufik dalam merancang strategi gerakan PMII ke depan. Selama di PMII, Taufik juga aktif menggelar berbagai pelatihan di bidang penulisan jurnal ilmiah, pelatihan kepemimpinan pemuda, pelatihan advokasi, pelatihan manajemen organisasi hingga penanggulangan bencana dan pelatihan resolusi konflik.

Meski berdarah biru dari lingkungan pesantren, Taufik dikenal mandiri dan tak menonjolkan trahnya. Di sela kesibukannya dalam mengajar di Pesantren Baitul Arqam Bandung, yang dipimpin kakak iparnya, ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial politik, diantaranya sebagai Ketua Bidang Riset dan Kajian Stratejik Mattari Foundation. (RM)

Editor: Romandhon

Related Posts