Gaya Hidup

Cerdas Berbisnis Online

NUSANTARANEWS.CO – Bisnis online atau akrab disebut dengan e-comerse belakangan ini banyak menjangkiti masyarakat Indonesia, terutama kaum muda. Jual beli online menawarkan berbagai kemudahan, baik kepada penjual maupun pembeli. Oleh karena itu, perlu cara cerdas berbisnis online.

Riset Online Shopping Outlook 2015 yang dikeluarkan oleh BMI research mengungkapkan, peluang pertumbuhan pasar online masih sangat besar seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Menurut riset dari BMI, pada tahun 2014, pengguna belanja online mencapai 24 persen dari jumlah pengguna internet di Indonesia.

Bahkan riset yang dilakukan di 10 kota besar di Indonesia dengan jumlah responden sebanyak 1.213 orang, usia antara 18-45 tahun melalui metode phone survey ini menyebutkan nilai belanja online pada 2014 mencapai R p21 triliun. Dengan demikian, nilai belanja rata-rata per orang dalam setahun sekitar Rp 825 ribu.

Lalu bagaimana memanfaatkan peluang bisnis yang begitu besar ini. Pakar bisnis online Kang Arul mengatakan, integrasi bisnis dan IT dalam bisnis online sangatlah penting. Sebab, e-commerce tidak melulu soal bagaimana faktor teknologi mengkonvergensi toko atau menghubungkan penjual dan pembeli secara online saja.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

“Meski IT memiliki faktor kunci dan penting dalam perdagangan digital, namun aspek bisnis harus dipikirkan juga,” ujarnya kepada nusantaranews.co di Jakarta.

Dalam catatan Kang Arul, ada empat faktor yang seringkali menjadi kendala dalam bisnis perdagangan digital tersebut. Pertama, soal database. Sebuah situs perdagangan online yang baik pasti memiliki database yang secara teknologi menghubungkan pedagang (supplier) dengan konsumen secara mudah dan tidak rumit.

Pelanggan, termasuk pedagang, harus mudah mengakses setiap barang atau jasa yang ditawarkan dalam situs atau aplikasi yang terinstal di smartphone.

“Sebuah riset yang pernah saya ikuti menunjukkan bahwa 10 detik pertama konten yang diakses (misalnya video di Youtube) tidak terbuka, maka pengguna akan beralih ke konten yang lain,” sambungnya.

Kedua, visual dalam landing page atau laman haruslah memuat informasi yang jelas, terperinci, dan memiliki kategorisasi yang sederhana. Karena semakin sederhana sebuah kategori akan membuat konsumen mudah mencari barang yang diinginkan. Meski teknologi telah semakin canggih dengan bahasa pemograman yang bisa mencari konten berdasarkan kata kunci, namun dukungan informasi yang lengkap sebuah barang tentu sangat dibutuhkan.

Baca Juga:  Rekomendasi Playsuit Serene Untuk Gaya Santai Trendy

Ketiga, pemesanan atau ordering  merupakan persoalan yang seringkali membuat konsumen memutuskan untuk tidak mau melakukan transaksi. Beberapa kali saya berpengalaman membeli sebuah produk, tetapi ketika sampai kepembayaran saya harus melalui urutan dan prosedur yang rumit. Tak jarang pula saya diminta untuk mengisi form yang memuat informasi yang sangat pribadi.

Keempat, sebagian masyarakat bahkan dalam skala yang besar masih belum terbiasa bertransaksi membeli barang secara online. Ini dikarenakan faktor kepercayaan. Bagi mereka yang pernah membeli, pertanyaan yang muncul adalah apakah data-data yang sudah diunggah akan dipakai untuk kepentingan yang lain?

Bagi mereka yang baru mau membeli secara online, apakah uang yang ditransfer akan sampai? Apakah barangnya akan dikirim? Jika ada masalah, misalnya barang yang rusak atau transaksi yang gagal, kepada siapa komplain ini ditujukan?

Lebih jauh, lanjut Kang Arul adalah interaksi agen dan konsumen  dengan memakai pola membawa toko usaha digital ke tangan konsumen. Masyarakat seharusnya tidak hanya dijadikan sebagai konsumen belaka. Konsumen  bisa bergabung dengan toko online tersebut dan menjadi agen, dipinjamkan perangkat elektronik yang terhubung dengan internet, dan dapat berjualan. Hanya dengan modal Rp 500 ribu, dan uang itu menjadi deposit, siapapun bisa memiliki kios dagang online dan bisa berjualan.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

“Inilah yang sering saya sebut sebagai prosumer yakni produser dan konsumer sekaligus. Dan inilah sebenarnya bagi saya, adalah salah satu model keberhasilan perdagangan online sekaligus sebuah inovasi baru,” tandasnya. (Achmad)

Baca Juga:

Menjadi Negosiator Handal
Ingin Bisnis Sukses, Coba Perhatikan Etika
Kartu Kredit Citi Kembali Berikan Pengalaman
6 Tips Cerdas Mengatur Keuangan Menjelang Ramadan
Uang Hanya Alat

Related Posts