Politik

Boni Sebut Penguasa Lama Terlibat Dalam Gerakan Ingin Ganti Pancasila

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat politik Boni Hargens mengatakan penguasa lama yang pernah sepuluh tahun memerintah di Indonesia terlibat dalam gerakan politik radikal yang tujuannya merubah ideologi Pancasila. Hanya saja, Boni tidak menyebutkan secara verbal siapa yang dimaksudnya.

“Sudah banyak pengusaha dan pengepul duit di kelompok itu. Ada gerakan yang lebih massif, banyak politisi dan pecundang yang sepuluh tahun korupsi dan berpotensi mengarah kesana,” ujar Boni dalam diskusi Menelaah Potensi Radikalisme Di Pilkada DKI Jakarta di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2017).

Boni menjelaskan saat ini terdapat kelompok ekstrem kanan yang mengatasnamakan Islam. Menurutnya, kelompok ini berperan menggalang kekuatan dengan mempengaruhi masyarakat dengan ajaran-ajaran Islam yang dipolitisasi.

Boni mengungkapkan momentum Pilkada DKI menjadi awal dari gerakan ekstrem kanan tersebut melancarkan pengaruhnya. Boni mengaku khawatir gerakan yang dilancarkan kelompok ekstrem kanan tersebut semakin mendapatkan dukungan untuk merubah ideologi negara dari Pancasila dengan Syariah.

Baca Juga:  Dukung Duet Gus Fawait-Anang Hermansyah, Partai Gelora Gelar Deklarasi

“Ini hanya melihat waktu dan momentum. Kalau Jokowi (presiden Joko Widodo) hari ini dilemahkan dan Ahok kalah, lalu 2019 (pilpres) muncul presiden baru yang bersahabat dengan mereka, kemudian pemilu berikutnya terjadi amandemen konstitusi, maka Pancasila akan diganti Piagam Jakarta. Maka NKRI Syariah udah ditularkan hari itu. Ini persoalan dan menjadi persoalan rumit,” sebutnya.

Boni menyampaikan dukungan terhadap kebangkitan kelompok yang bertendensi radikal itu tidak hanya dari kalangan politisi. Lebih dari itu, kata dia, terdapat kalangan pengusaha yang juga menyokong mereka.

Boni berharap masyarakat Indonesia mempertahankan kesadaran terhadap pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dengan menjaga Pancasila sebagai ideologi tetap negara Indonesia.

“Lalu masuk disitu mafia narkoba yang ingin mengganti rezim yang bener menjadi tidak beres. Disumbang juga dana. Masuk juga perusahaan asing yang terganggu dengan law performance pemerintah, masuk juga disitu. Ingat, Singapura itu bajingan, Australia itu juga bajingan,” paparnya.

Reporter: Ahmad Hatim

Related Posts

1 of 438