HukumTerbaru

Bersama Kapolri, Pegiat Medsos Tetapkan Butir-Butir Kesepakatan Anti Hoax

NUSANTARANEWS.CO – Menyusul maraknya informasi hoax yang terus membanjiri dinding ruang media sosial, membuat sekelompok netizen yang tergabung dalam kelompok Masyarakat Anti Hoax,  menggundang Kapolri Jendral Tito Karnavian untuk melakukan audiensi.

Jum’at (25/11/2016), pegiat media sosial Enda Nasution yang turut hadir dalam acara tersebut membenarkannya. Dirinya mengaku bahwa tentang pengundang pertemuan dengan Kapolri adalah Masyarakat Anti Hoax.

Pertemuan itu, lanjut dia sebagai upaya untuk audiensi terkait semakin tak terbendungnya arus informasi dewasa ini yang mengandung konten ujaran kebencian.

Sementara itu, berdasarkan keterangan pers, Tito Karnavian juga mengakui bahwa pertemuannya dengan pihak pegiat media sosial ini bertujuan untuk mengatasi penyebaran informasi palsu yang tak terkontrol di internet, utamanya di ruang lini masa.

Secara ringkas, Enda menjelaskan dalam pertemuan antaran Kelompok Netizen dengan Kapolri menghasilkan butir-butir kesepatan sebagai berikut:

  1. Mewaspadai bahaya pembentukan opini yang berusaha memecah belah bangsa lewat media sosial.
  2. Mengajak untuk memilah disinformasi dalam bentuk berita bully, bohong atau hoax.
  3. Mewaspadai pihak-pihak yang memanfaatkan kasus Ahok untuk mendestabilisasi pemerintah yang sah secara ekonomi, kekacauan atau teror.
  4. Membantu Polri dan jajarannya untuk dapat menjaga keseimbangan hak semua pihak tanpa merugikan pihak lain.
  5. Saling membantu dan menjaga dalam memberi informasi serta laporan ketika ada indikasi hasutan, ajakan kekerasan dan informasi berbahaya lain.
Baca Juga:  Anton Charliyan: “Alhamdulillah, Paslon 02 Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran pada Pilpres 2024

Hoax merupakan kata yang berasal dari Hocus Pocus dalam bahasa Latin tertulis Hoc est Corpus, yang artinya Ini Adalah Tubuh. Kata ini sering diucapkan penyihir untuk mengklaim bahwa sesuatu itu benar, padahal belum tentu benar.

Sementara itu, kegelisahan serupa juga juga dirasakan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhakiri. Dirinya mengibaratkan sosial media ini layaknya air bah yang justru membuat seseorang cenderung berpikir dangkal.

“Setelah dominannya sosial media yang melahirkan air bah informasi yang seringkali justru mendangkalkan pikiran,” ujar Hanif (21/11) di Jakarta. (Adhon/Red)

Related Posts

1 of 439