Kesehatan

Berbuka Mengkonsumsi Gorengan, Picu Resiko Penyakit Berbahaya

Oleh : Tiazh Oktaviani

Proses pengorengan makanan membuat rasa semakin  memikat seakan nafsu makan menjadi bertambah dua kali lipat, bahkan berlipat lipat bagi penikmat gorengan. Apalagi tekstur yang renyah membuat rasa puas tersendiri ketika menyantap sajiannya yang sangat menggoda lidah. Lemak dan minyak merupakan satu kesatuan kandungan yang sangat mempengaruhi rasa makanan.

Kebiasaan mengkonsumsi gorengan akan terasa kurang apabila sehari tanpa gorengan. Jenis gorengan tersebut dimulai dari tempe, tahu, risoles, kerupuk, bakwan, hingga berbagai olahan ayam maupun ikan. Semua jenis makanan tersebut diolah dengan cara digoreng tentu saja menggunakan minyak. Meskipun enak, gorengan beresiko memicu penyakit berbahaya!!!, mengapa demikian?

Menggoreng makanan membuat kandungan lemak dan juga kalori dalam makanan meningkat. Sementara nutrisi yang terkandun justru menurun. Hal tersebut disebabkan panasnya melimpah minyak pada proses penggorengan menurnkan drastis kandungan vitamin E dalam makanan. Begitu juga dengan kandungan beta-carotine dan Vitamin A. Penurunan kandungan makanan bisa diminimalisasi dengan menggunakan cara olahan makanan lain seperti menumis atau setengah matang untuk buah dan sayur.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Memilih makanan yang digoreng juga sangat perlu apabila tidak bisa lepas dengan gorengan. Atau menggoreng sendiri akan lebih aman ketika kita sambil memperhatikan cara pengolahan makanan yang benar. Pada saat menggunakan minyak dengan suhu tinggi usahakan lapisi makanan menggunakan adonan atau roti. Sehingga makanan di dalam akan lembab dan dapat masak secara merata. Namun kita juga harus mengetahui ada beberapa jenis makanan yang tidak cocok apabila diolah menggunakan proses penggorengan. Dalam sebuah penelitian omega 3 menurun 70-80% apabila digoreng dibandingkan dilah dengan cara memanggang, kandungan omega 3 hanya turun beberapa persen saja. Kandungan omega 3 ini bisa dijumpai pada ikan tuna.

Walaupun meggoreng dapat mempertahankan kandungan Vitamin C dan Vitamin B, namun suhu tinggi dan lamanya saat memasak dapat penghasilkan zat beracun aldehida. Zat tersebut adalah zat yang memicu peningkatan resiko kangger dan penyakit berbahaya lainnya. Aldehid bahkan merupakan senyawa yang berbahaya tidak mematikan namun dapat mengganggu dan mempengaruhi sistem tubuh manusia.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Menurut jurnal yang berjudul Aldehyde sources, metabolism, molecular human health, ada banyak efek toksik aldehid efek ini yang nantinya akan mengumpulkan karbonil tubuh dan dalam jangka waktu tertentu akan berakibat pada penyakit hati, kerusakan embrio (teragogenisasi), diabetes, hipertensi, kanker, penakit neurogeneratif dan penyakit penuaan lain.

Anda masih akan tetap makan gorengan????

Jika anda ingin menggoreng makanan, sebaiknya jangan terlalu lama dan gunakan minyak goreng yang paling sehat untuk menggorengnya. Atau pilihlah metode masak yang sempurna sehingga dapat mempertahankan semua nutrisi bisa dengan cara lain seperti mengukus, memanggang oven dan Baking, memasak dengan microwave, dengan menggunakan grill atau perebusan dan menumis.

Memasak dengan menggunakan durasi yang lebih pendek dan dengan suhu rendah serta dengen jumlah air yang minimal akan menghasilkan masakan yang terbaik. Jangan biarkan nutrisi makanan anda terbuang sia-sia.

Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts