Lintas NusaPeristiwa

Bela Negara Tak Mesti dengan Angkat Senjata

NUSANTARANEWS.CO – Wujud atau manifestasi anak bangsa dalam membela dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bisa bermacam-macam bentuknya. Tidak mesti dengan mengangkat senjata.

Itulah poin penting yang disampaikan Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Joni Supriyanto dalam talkshow kebangsaan yang digelar BEM UMK di Auditorium Kampus UMK, Sabtu lalu (14/1/2017). “Bela negara tidak harus dengan senjata dan militerisme. Anda jadi anak yang baik, jadi mahasiswa yang baik, itu juga bagian dari bela negara,” katanya.

Di hadapan sekitar seribu peserta talkshow yang terdiri atas mahasiswa, pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Resimen Mahasiswa (Menwa) di Jawa Tengah, Ormas keagamaan serta organisasi kepemudaan, Kasdam mengemukakan, dalam hal pembangunan bangsa, mahasiswa dan generasi muda diharapkan mengambil peran.

“SDM (Sumber Daya Manusia) Indonesia sangat hebat. Saya yakin, Indonesia tidak akan kalah bersaing dengan luar negeri. Selain itu, Indonesia juga sangat kaya (dengan sumber daya alam-red). Indonesia surga dunia, semua ada di sini,” paparnya.

Baca Juga:  SK Kwarda Jatim Terbit, Semangat Baru Bagi Pramuka Jawa Timur

Wakil Kepala Polda Jawa Tengah, Brigjen Pol Drs. Firli, salah satu narasumber, berpesan agar para generasi muda menjaga diri dari serangan cyber. “Serangan cyber sangat dahsyat. Saya minta generasi muda, khususnya mahaaiswa bisa memilah dan memilih informasi yang diterima,” katanya.

Dia mengemukakan, mahasiswa dan generasi muda harus menilai informasi yang diterima, apakah benar atau salah, dan apakah ada manfaatnya atau tidak. “Kalau informasi itu benar dan ada manfaatnya, silakan bagikan (ke publik-red). Tetapi jika informasi itu tidak benar, mengandung unsur provokasi, menghasud dan menyebar kebencian, maka hapus saja.Ini pesan saya menghadapi cyber crime,” tegasnya.

KH. Ahmad Badawi Basyir, pengasuh pondok pesantren Darul Falah, Jekulo, Kudus, menyampaikan, Allah SWT. Menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, untuk saling mengenal satu sama lain.

“Ada yang menarik di Indonesia. Tidak pernah ada Nabi yang lahir atau diutus di Indonesia, tetapi pemeluk Islam-nya sangat besar dan tidak pernah ada pertikaian antarsekte keagamaan yang terjadi. Ini karena di Indonesia ada yang namanya kiai,” paparnya.

Baca Juga:  Perdana Menteri Thailand Kagumi Manuskrip Al Quran Tertua Asal Aceh

Menurutnya, kiai tidak sekadar orang yang ‘alim, tetapi juga panutan ummat. ”Semakin takwanya kuat, komitmen kebangsaannya semakin kuat. Hubbul wathan minal iman. Cinta tanah air itu bagian dari pada iman,” terangnya.

Dr. Subarkah mengatakan, sekalipun Islam dianut oleh mayoritas penduduk, namun ekspresi sosio cultural dan politik kaum muslimin tidak pernah tunggal, melainkan sangat beragam. Karena itu, Indonesia merupakan sebuah mozaik kepulauan, etnisitas, agama dan budaya yang indah dan menawan, jika rakyatnya pandai menjaga dan memeliharanya.

”Menjaga dan memelihara mozaik ini menjadi keniscayaan, karena kegagalan merawat keanekaragaman ini, bisa berakibat fatal dalam jangka panjang, termasuk bisa muncul  pemberontakan dan konflik sosial yang berdarah-darah,” katanya dalam talkshow yang dibuka Rektor UMK, Dr. Suparnyo SH. MS.

Sementara itu, selain dihadiri ribuan mahasiswa dan generasi muda, hadir pula pada kesempatan itu Komandan Kodim 0722/ Kudus Letkol Czi Gunawan Yudha Kusuma, Kapolres Kudus AKBP Andy Rifai, Kapolres Pati AKBP Ari Wibowo, Kapolres Jepara AKBP M. Samsu Arifin, Kapolres Rembang AKBP Sugiarto dan Kapolres Grobogan AKBP Agusman Gurning,. (rosidi)

Related Posts

1 of 27