Ekonomi

Anak-Anak Kongo Bertaruh Hidup Jadi Penambang Kobalt Milik China

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Praktik perbudakan anak era modern belum sepenuhnya selesai. Sekalipun perlindungan terhadap anak dan penegakan hak-hak anak di seluruh dunia disepakati, namun catatan kelam tentang praktik ‘perbudakan’ anak masih menjadi pemandangan yang lazim dijumpai.

Di Kongo misalnya, Amnesty International (AI) melaporkan, industri kobalt milik China di Kongo telah mempekerjakan anak-anak di bawah umur. Industri ini memasok perusahaan teknologi dan mobil perusahaan Cina yang dipasarkan secara global. Para anak-anak kecil ini harus menambang kobalt untuk memenuhi kebutuhan industri baterai dunia.

AI mencatat setidaknya ada 40.000 penambang anak-anak di Kongo. Mereka biasanya dimasukkan ke dalam 12 jam shift untuk US $ 1 ke $ 2 perhari. Kobalt yang diekstraksi dijual ke Kongo Dongfang Mining, yang merupakan unit dari Cina berbasis Zhejiang Huayou Cobalt.

Kebedaraan para anak-anak di bawah umur sebagai penambang kobalt sangatlah memprihatinkan. Sebab, kesehatan mereka menjadi taruhan.

Ssebuah studi medis, menjelaskan bahwa konsentrasi tinggi kobalt yang terhirup melalui udara bisa menimbulkan berbagai keluhan seperti asma dan pneumonia. Hal ini terutama terjadi pada orang-orang yang bekerja dengan kobalt.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

Tanah dekat fasilitas pertambangan dan peleburan mungkin memiliki kandungan tinggi kobalt, sehingga saat diasup melalui air atau tanaman yang terkontaminasi akan menimbulkan berbagai efek kesehatan. Efek kesehatan akibat penyerapan konsentrasi tinggi kobalt diantaranya muntah dan mual, penglihatan, jantung serta terjadinya kerusakan tiroid.

Efek kesehatan juga bisa disebabkan oleh radiasi isotop radioaktif kobalt yang memicu kemandulan, rambut rontok, muntah, perdarahan, diare, koma, dan bahkan kematian. Selain itu, debu kobalt juga menyebabkan berbagai keluhan seperti asma, batuk, sesak napas, penurunan fungsi paru, fibrosis nodular, hingga kematian.

Sebagai informasi, Kobalt merupakan unsur feromagnetik, keras, getas, berkilau, dan berwarna perak-keputihan. Seperti besi, kobalt bisa diubah menjadi magnet dengan sifat fisik mirip dengan besi dan nikel. Kobalt biasanya tidak ditambang sendiri melainkan sebagai produk sampingan penambangan nikel dan tembaga. Kobalt digunakan dalam berbagai paduan logam, pada media perekaman magnetik, sebagai katalis untuk minyak bumi dan industri kimia, serta sebagai agen pengering untuk cat dan tinta.

Baca Juga:  Sokong Kebutuhan Masyarakat, Pemkab Pamekasan Salurkan 8 Ton Beras Murah

Pewart/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 2