Politik

Aksi 313 Berbeda dengan Aksi 212, Sebab…

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Aksi 313 tengah berlangsung. Namun sebelum aksi ini berjalan beberapa aktifis lebih dulu diciduk polisi. Mereka diduga terlibat dalam pemufakatan makar dengan cara menggerakkan ribuan massa aksi Bela Islam 313 di luar kesepakatan awal atau surat pemberitahuan.

Kini Sekjen Forum Umat Islam (FUI), Al-Khaththath selaku salah satu inisiator aksi 313 dan beberapa aktivis lainnya yakni Zainudin Arsyad, Irwansayah dan Dikho Nugraha serta satu lagi belum dikethui namanya, masih berada di Mako Brimob.

Terkait hal tersebut, pengamat politik Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap menyampaikan bahwa aksi 313 ke Istana melalui aksi ke jalan sangat berbeda dengan aksi 212 yang hanya sholat dan berdoa. Kali ini bentuk aksi sungguh-sungguh aksi demo atau unjukrasa langsung terhadap Rezim Presiden Joko Widodo.

Baca: Penangkapan Sekjen FUI dan 4 Aktivis Lainnya, NSEAS: Lihatlah Dari Perspektif Kekuasaan

“Aksi ini bisa tanpa terprediksi kerusuhan sosial sekali pun pelaku utama bukan kelompok aksi 313 ini, tetapi ada kekuatan lain diluarnya. Saya tidak percaya, metode penangkapan pimpinan aksi dapat mengurangi semangat massa untuk turun ke jalan,” kata Muchtar saat dihubungi Nusantaranews, Jumat (31/3/2017).

Baca Juga:  Bupati Nunukan Lantik 114 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemkab Nunukan

Mengapa?, lanjut Muchtar, sebab bentuk kepemimpinan aksi sungguh tidak terstruktur atau tidak tersentralisasi. Ada sejumlah pimpinan punya pengaruh yang tidak jauh berbeda satu sama lain dlm menentukan keputusan aksi.

“Hal ini sangat berbeda dgn Aksi Bela Islam I,II dan III. Penangkapan beberapa aktivis ini justru bisa meningkatkan semangat melawan dan radikal massa aksi,” ungkap alumnus Program Pascasarjana Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, tahun 1986 itu.

Pewarta/Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 13