Berita UtamaHeadlineHot TopicHukumTerbaru

Ada Agenda Duet Jokowi-Tito di Pilpres 2019, Tokoh Islam Dikriminalisasi

Stop kriminalisasi/Ilustrasi/Foto: Tribun/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sejumlah tokoh yang menolak berikan dukungan kepada Basuki Tjahaja Purnama pada Pilgub DKI Jakarta 2017 kini tengah berhadapan dengan lembaga penegak hukum. Sebut saja Ketua FPI Habib Rizieq Shihab yang kini tengah dinanti-nanti kepolisian akan kepulangannya ke tanah air.

Kemudian tokoh nasional Amien Rais yang belakangan dicari-cari KPK karena diduga menerima uang korupsi dari mantan Menteri Kesehatan (menkes) Siti Fadilah Supari senilai Rp600 juta.

Tokoh nasionalis, Sri Bintang Pamungkas mengendus adanya agenda lain di balik upaya kriminalisasi tokoh-tokoh anti Ahok.

Sejauh ini publik memahami bahwa upaya kriminalisasi tersebut bertujuan untuk mengimbangi hukuman terhadap Ahok. Hal ini terbukti dari sikap Jaksa Agung, Muhammad Prasetyo mengajukan banding terhadap vonis perkara penistaan agama yang menyeret mantan Bupati Belitung Timur itu. Padahal, pihak Ahok sendiri sudah mencabut upaya banding atas putusan sidang Pengadilan Negeri Jakarta Utara terkait penodaan agama. Menurut Sri Bintang, itu merupakan target jangka pendek para pendukung setia Ahok.

Baca Juga:  Asisten Administrasi Umum Nunukan Buka Musrenbang Kewilayahan Dalam Rangka Penyusunan RKPD Tahun 2025

Dikatakan Sri Bintang, ada target jangka menengah dan panjang dari upaya kriminalisasi tersebut. Guna memuluskan targetnya, kata dia, dilakukan dengan cara menakut-nakuti umat Islam. Sebab, mereka khawatir umat Islam yang berjumlah jutaan kembali mengkampanyekan tokoh-tokoh Islam pada panggung Piplres 2019 mendatang.

“Dalam jangka menengah-panjang mau memenangkan Pilpres 2019 (Jokowi-Tito), yaitu dengan menakuti-nakuti para pimpinan Islam agar tidak mengkampanyekan tokoh-tokoh Islam seperti Pilkada DKI Jakarta kemarin,” ujar Sri Bintang Pamungkas kepada nusantaranews di Jakarta, Senin (5/6/2017).

Jika skema yang diterapkan benar begitu adanya, Sri Bintang tak segan mengatakan bahwa strategi itu keliru besar. Pasalnya, hal itu justru bisa membuat bumerang bagi Jokowi sendiri.

“Tentu strategi itu keliru besar, karena umat Islam tambah marah terhadap Jokowi, dan tidak sudi memilih mereka. Jokowi akan kalah, atau bahkan jatuh sebelum 2019,” tandasnya. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 57