Ekonomi

2 Tahun Kabinet Kerja, Airlangga Hartanto Paparkan Pertumbuhan industri dan investasi

Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto
Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto

NUSANTARANEWS.CO – Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengungkapkan, industri pengolahan non migas mengalami pertumbuhan sebesar 4,61 persen pada triwulan II tahun 2016. Dengan kata lain, mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sekitar 4,47 persen.

“Sedangkan, nilai tambah bruto yang dibukukan industri pengolahan non migas pada triwulan II-2016 sebesar Rp. 565,90 triliun atau 18,33 persen dari PDB. Hal ini kembali mengukuhkan sektor Industri Pengolahan Non Migas sebagai penyumbang nilai tambah terbesar terhadap PDB,” jelas Menperin Airlangga pada acara Pers Briefing 2 Tahun Kerja Nyata Jokowi-JK di Jakarta, Selasa (25/10).

Menurut Airlangga apabila digabung dengan triwulan sebelumnya, nilai tambah bruto Industri Pengolahan Non Migas selama Januari-Juni 2016 mencapai Rp. 1.108,81 triliun atau lebih tinggi dibandingkan Januari-Juni 2015 sebesar Rp. 919,95 triliun.

“Tiga sub sektor penyumbang nilai tambah bruto terbesar pada triwulan II-2016 adalah Industri Makanan dan Minuman sebesar Rp. 188,23 triliun atau 6,10 persen terhadap PDB, Industri Alat Angkutan sebesar Rp. 59,38 triliun atau 1,92 persen terhadap PDB, dan Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik sebesar Rp. 59,36 triliun atau 1,92 persen terhadap PDB,” papar Airlangga.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Sementara itu, lanjut Menperin, kontribusi ekspor industri pengolahan non migas periode Januari-September 2016 sebesar 76,5 persen atau tertinggi dibandingkan sektor tambang 12 persen, migas 9 persen, dan pertanian 2,2 persen. “Bahkan, sebesar 43 persen total nilai investasi di Indonesia berasal dari sektor industri. Nilai penanaman modal asing (PMA) di sektor industri pada tahun 2014 mencapai USD 13,01 miliar dan tahun 2015 sebesar USD 11,76 miliar. Sedangkan, periode Januari-Juni tahun 2016 sebesar USD 9,32 miliar,” ungkapnya.

Airlangga juga menyebutkan nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor industri pada tahun 2014 mencapai Rp 59,03 triliun dan tahun 2015 sebesar Rp. 89,04 triliun atau tumbuh sebesar 50,84 persen. Sedangkan, periode Januari-Juni tahun 2016 sebesar Rp 50,70 triliun. Sementara perkembangan di bidang industri menengah dan besar meliputi sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE), industri kimia, tekstil, dan aneka (IKTA), serta sektor industri agro.

Baca Juga:  Kondisi Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak di Sumenep, Perhatian Pemerintah Diperlukan

“Pada periode 2014-2016, di sektor ILMATE tumbuh sebanyak 633 unit baik baru maupun perluasan. Total nilai investasinya sebesar Rp 75,15 triliun dari PMA dan PMDN. Sedangkan, penyerapan tenaga kerja di sektor ini mencapai 86 ribu orang,” ujar Airlangga.

Di sektor IKTA, penumbuhan industrinya periode 2015-2016 sebanyak 890 unit baik baru maupun perluasan. Sedangkan, total nilai investasinya sebesar Rp 235,50 triliun (PMA dan PMDN) dan penyerapan tenaga kerjanya sebanyak 378 ribu orang. “Di sektor industri agro, periode 2014-2016, tumbuh sebanyak 66 unit baik baru maupun perluasan. Total nilai investasinya sebesar Rp 72,41 triliun dari PMA dan PMDN. Sedangkan, penyerapan tenaga kerjanya sebanyak 22 ribu orang,” paparnya.

Khusus investasi industri smelting, Menperin merinci, hingga saat ini jumlah investor telah mencapai 23 perusahaan dengan total nilai investasi sebesar USD 12,2 miliar yang menjalankan sebanyak 25 proyek di 17 Kabupaten/Kota yang tersebar di sembilan provinsi.

Baca Juga:  Mobilisasi Ekonomi Tinggi, Agung Mulyono: Dukung Pembangunan MRT di Surabaya

“Ke-25 proyek tersebut meliputi smelting untuk sponge iron, pig iron, slab, katoda tembaga, alumina, feronikel, stainless steel slab, dan nickel pig iron,” sebutnya.

Menperin mengatakan, di sisi lain, untuk sektor industri kecil dan menengah (IKM), Kemenerin telah memfasilitasi pembinaan sebanyak 1.993 sentra IKM pada periode 2015-2016. Sentra IKM tersebut meliputi sektor pangan, sandang, kimia dan bahan bangunan, kerajinan dan aneka, furnitur, serta sektor logam, mesin, elektronika, dan alat angkut.

“Pada periode yang sama, juga telah dibina sebanyak 12.687 calon wirausaha baru. Sedangkan, jumlah unit usaha IKM pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebesar 4,70 persen menjadi sebanyak 3.688.522 unit,” tutur Airlangga. (Sulaiman)

Related Posts

1 of 29