Ekonomi

2 Tahun Jokowi-JK; INDEF Nilai Kemiskinan Masih Sangat Memprihatinkan

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) melihat angka kesenjangan dan kemiskinan ‎selama dua tahun terakhir mengalami penurunan.

Salah satu peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan,  fakta  penurunan tersebut mengakibatkan jurang kemiskinan yang semakin dalam sekaligus memprihatinkan. Terlihat dari penurunan kesenjangan yang lebih didorong faktor rendahnya konsumsi pada masyarakat kaya bukan dari naiknya pendapatan masyarakat miskin.

“Begitu juga dengan kemiskinan, indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan semakin tinggi jadi bukti bahwa orang miskin makin dalam jatuh ke jurang kemiskinan,” tutur Bhima di kantor Indef, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (20/10).

Berdasarkan data BPS pada Maret 2016,  jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,01 juta orang atau berkurang sebesar 0,50 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2015 sebanyak 28,51 juta orang.

Menurut Bhima, distribusi pendapatan di Indonesia memburuk dan investasi masih terfokus di Jawa, pemerintah ke depan harus membangun sektor industri di berbagai daerah untuk dapat menciptakan lapangan kerja dan akhirnya mengurangi kemiskinan dan melakukan pemerataan pembangunan.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

“Kesempatan kerja mengalami penurunan, nilai tukar petani juga stagnan dan hampir tidak mengalami perubahan. Pertumbuhan ekonomi makin kurang berkualitas, 1 persen pertumbuhan ekonomi hanya mampu menciptakan 110 ribu lapangan kerja, dulu saat boom commodity 1 persen pertumbuhan mampu menyerap 500 ribu orang,” ujarnya. (Andika)

Related Posts

1 of 14